Komitmen dalam bekerja : Semut & Belalang
Komitmen dalam bekerja tidaklah diukur dari agama yang seseorang anut. Baik pengikut Yesus maupun pengikut setan, memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan komitmen bekerja yang baik. Komitmen juga tidak diukur dari jabatan dalam pelayanan atau kesibukan di gereja. Komitmen yang tinggi tidak juga ditandai dengan doa yang lama atau seringnya menyebut nama Tuhan. Seorang jemaat bisa saja memiliki komitmen yang lebih besar daripada seorang pemimpin jemaat. Hal ini dengan jujur bisa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kekuatan komitmen seseorang, baik itu karyawan, manager ataupun direktur setidaknya diukur dari dua hal. Yang pertama adalah kematangan atau kedewasaan dirinya. Semakin matang dirinya, maka semakin besar pula kekuatannya dalam menjalani komitmennya. Sedangkan yang kedua adalah besarnya kepercayaan atas pekerjaan yang sedang dijalaninya. Kepercayaan yang dimaksud disini adalah bahwa di dalam pekerjaannya ini Tuhan sedang memakai dia menjadi berkat bagi orang lain. Maka semakin besar kepercayaannya, akan semakin kuat pula komitmennya dalam bekerja.
Jadi kematangan diri dan kepercayaan yang besar adalah modal dari sebuah komitmen yang kuat. Dua hal ini harus terus-menerus digumulkan oleh para pengikut Kristus yang berada di dunia pekerjaan. Orang Kristen tanpa komitmen yang lebih baik daripada orang bukan Kristen telah mencoreng wajah kristus. Ia telah menjadi teladan bagi kita dengan menunjukkan komitmen totalNya selama ‘bekerja’ di dunia ini. KomitmenNya tidak pernah goyah oleh waktu, penderitaan maupun penolakan.
Yesus berkata jika garam itu menjadi tawar, maka ia tidaklah lagi berguna. Jika pelita ditaruh di bawah gantang, ia tidak bisa menerangi semua orang yang ada di dalam rumah. Jika pengikut Yesus tidak memiliki komitmen bekerja yang lebih baik, ia tidak ada bedanya dengan orang yang percaya kepada Kristus, tapi belum menjadi manusia baru. Kelompok orang pertama yang seharusnya bisa menjadi contoh dalam komitmen seharusnya adalah para pengikut Yesus, bukan pengikut bos, pengikut Mario Teguh, atau pengikut lainnya.
Komitmen dibuat dan dijalankan tanpa terpengaruh oleh situasi di sekelilingnya. Komitmen ini adalah hal yang pribadi dan tidak ada hubungan langsung dengan situasi, seperti rekan kerja yang menyebalkan, fasilitas yang kurang memadai, bahkan gaji ang kecil! Sekali lagi mari kita ingat komitmen Kristus.
Saya mengenal beberapa orang guru di daerah yang memiliki komitmen yang tinggi dalam pekerjaannya. Mereka membuat saya terinspirasi dan di saat yang sama membuat saya malu. Di tengah segala keterbatasan dan gaji yang saya tahu persis kurang dari saya, mereka justru menunjukkan komitmen yang begitu tinggi. Mereka tetap bahagia dan bersemangat dalam melayani murid-murid mereka. Komitmen pribadi hampir tidak ada hubungannya dengan situasi di sekitar kita. Ini hanyalah sebuah janji pada diri sendiri (dan kepada Tuhan). Sebuah kepercayaan pada sesuatu.
Komitmen terlalu sederhana untuk diartikan dan dikatakan tetapi sangat menantang untuk dipraktekkan dan dibuktikan. Atasan dan perusahaan Anda menantikan bukti dari Anda. Pastikan mereka tidak rugi memiliki karyawan yang berkomitmen dalam pekerjaannya seperti Anda. Berkatalah seperti semut, “ini (komitmen) memang sebuah keharusan bagi kami para pengikut Kristus dan kami malu disebut Kristen bila kami tidak melakukannya”. (rud)
0 komentar:
Posting Komentar