Live streaming

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Walking in The Covenant of Grace

Setiap orang Kristen memiliki tahapan perjalanan rohani yang berbeda-beda. Karena perbedaan tahapan ini, maka kebutuhan makanan rohani setiap orang berbeda-beda pula.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 14 September 2011

HADIR DALAM IBADAH RAYA

Seorang Kristen menulis surat kepada editor sebuah surat kabar di mana ia mengeluhkan kepada para pembaca bahwa ia merasa sia-sia telah pergi ke gereja setiap minggu. 

Tulisnya,”Saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun, dan selama itu saya telah mendengar 3.000 khotbah. Tetapi, selama hidup saya, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi, saya merasa telah memboroskan begitu banyak waktu—demikian pula para pendeta itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu.”

Surat itu mengakibatkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung selama berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian :

“Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama itu, istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan yang dimasak oleh istri saya itu. Tetapi, saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja.”

“Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka saya sudah lama meninggal dunia.”

Sejak itu pun tidak ada lagi komentar tentang khotbah.

“Segala tulisan yang di ilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar; untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (2 Timotius 3:16)

Rabu, 03 Agustus 2011

Jadi "dewasa rohani" melalui komsel

Saya bersyukur sejak saya mengikuti komsel di area Serang dan beribadah di Abbalove Cikarang, saya menjadi seorang wanita yang lebih kuat dalam menjalani berbagai masalah kehidupan. Sejak saya mengikuti komsel, saya banyak mengalami perubahan, terutama perubahan di dalam iman saya.

Dulu saya adalah seorang wanita yang sangat labil dalam menghadapi setiap masalah dan saya juga sempat berpikir kalau saya tidak akan sanggup menghadapi setiap beban hidup saya. Selain itu saya juga  labil di dalam membuat keputusan. Saya selalu mengandalkan kekuatan saya sendiri. Saya tidak pernah berserah kepada Tuhan. Masalah demi masalah tidak pernah berhenti berdatangan ke dalam hidup saya. Sampai akhirnya di komsel saya diajarkan untuk berdialog dengan Tuhan. Saya diajarkan untuk meminta Tuhan campur tangan dalam menyelesaikan setiap masalah yang saya hadapi.

Ternyata benar. Sejak saat saya belajar menjalankan apa yang diajarkan oleh PKS kami (Bp. Bajaro Bulolo), seperti rajin bersaat teduh setiap hari sebelum jam 05.00 WIB, maka banyak doa-doa saya yang dijawab Tuhan.

Dan sekarang saya menyadari kalau saya semakin rajin berkomsel, maka saya semakin dikuatkan. Saya belajar menyerahkan semua masalah saya hanya kepada Tuhan saja. Saya selalu ingat bahwa Bapa saya itu adalah seorang Raja di atas segala raja. Jadi, saya ini sebenarnya adalah anak raja dong.. hehehe... Dan tentu saja sebagai seorang anak Raja, saya memiliki tugas  untuk mengekspresikan gaya hidup anak Raja seperti Tuhan Yesus. (Listia)

Senin, 25 Juli 2011

Kasih AGAPE = Kasih yang AJAIB

Lebih kurang 3 tahun yang lalu saya mengalami pendarahan hebat akibat keguguran. Saat sedang beristirahat, saya tiba-tiba dikejutkan oleh keramaian yang ada di luar rumah saya. Dan setelah saya cek ternyata ada orang gila (wanita) yang tidak memakai pakaian yang sedang dipukuli dan disirami oleh tetangga-tetangga saya. Spontan saya menangis melihat adegan tragis itu. Di satu sisi saya kasihan sama orang gila itu, tapi saya bingung apa yang bisa saya lakukan dengan kondisi saya yang sedang mengalami pendarahan ini. Akhirnya saya pun memutuskan untuk menelepon suami saya (Bp. Sasmito) untuk meminta pendapat beliau. Suami saya saat itu hanya berkata ikuti saja apa yang suara hati saya katakan. Saya harus yakin dan percaya akan suara hati saya saat itu. Saya pun mengiyakan perkataan suami saya itu.

Dengan kondisi masih pendarahan, saya pun akhirnya keluar dari rumah saya. saya berjalan dengan langkah iman menuju orang gila itu, walaupun darah terus menetes ke kaki saya. Begitu tiba di dekat orang gila itu, saya pun langsung memeluknya tanpa ada rasa takut. Akhirnya saya pun terkena juga lemparan batu dan siraman air dari tetangga-tetangga saya. Saya merasakan sakit di tubuh saya dan juga di hati saya. Tapi saya tahan semua rasa sakit itu karena saya tahu ini yang Tuhan mau saya lakukan saat ini. Saya mau belajar untuk mentaati suara Tuhan yang bicara melalui hati saya.

Akhirnya orang gila itu saya bawa masuk ke dalam rumah saya. Para tetangga yang melihat tindakan saya itu berkata kalau sampai orang gila itu meresahkan warga disana lagi, maka saya pun akan ikut diusir dari daerah itu. Mendengar perkataan mereka itu, saya hanya mengucapkan terima kasih sebelum saya berlalu. Di rumah, saya memandikan orang gila itu dan menyisiri rambutnya. Saya berikan kepadanya baju saya yang terbaik dan belum pernah saya pakai sekalipun sebagai bukti kasih saya pada dia. Pada saat saya melakukan semua hal ini, para tetangga rupanya melihat dari depan rumah saya (jadi mereka tidak langsung pulang ke rumah mereka). Akhirnya setelah memperhatikan apa yang saya lakukan, mereka pun pulang satu persatu. Tapi tiba-tiba mereka datang lagi. Kali ini bukan untuk menganiaya orang gila tersebut, melainkan untuk memberikan makanan, pakaian, dan sejumlah uang kepada orang gila itu. Waow!

Saya menyaksikan semua peristiwa ini dengan terharu. Saya jadi begitu bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan sudah mau memakai saya untuk menjadi berkat bagi orang gila tersebut. Dan Tuhan juga sudah berkenan untuk melembutkan hati para tetangga saya, dari yang sebelumnya mereka memberikan pengaiayaan sampai akhirnya mereka memberikan sebagian harta milik mereka kepada orang gila tersebut. Tuhan itu sungguh luar biasa dan saya terus terkagum-kagum padaNya.

Dan tidak hanya sampai disitu saja pekerjaan Tuhan atas saya dan orang gila tersebut. Dengan pelan dan lembut saya ajak orang gila itu untuk berbicara. Saya berusaha untuk berkomunikasi dengannya, dan berhasil! Orang gila itu kembali menjadi normal. Dia ingat siapa namanya dan dimana dia tinggal. Sekali lagi saya dibuat kagum akan pekerjaan Tuhan. Dan setelah itu, dia tiba-tiba bangkit dan berkata kepada saya : “Berhentilah pendarahanmu dan diberkatilah kandunganmu dengan janin yang baru”. Saya kebingungan mendengar pernyataan yang tiba-tiba ini karena saya tidak menceritakan kepadanya apa yang saya alami saat itu. Para tetangga saya juga bingung mendengarnya. Tapi akhirnya saya tidak membiarkan diri saya larut dalam kebingungan berlama-lama. Saya pun langsung mengaminkan pernyataan ini. Saya percaya saat itu Tuhan sedang berbicara melalui orang gila yang baru sadar itu. Saya percaya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan untuk menyampaikan perkataannya. Jangankan orang gila, bahkan kalau mau Tuhan bisa memakai batu untuk berbicara kepada anak-anakNya. Tuhan kita memang Tuhan yang luar biasa! Terpujilah nama Tuhan!

Akhirnya kami pun mengantarkan orang gila yang telah sadar ini kembali ke rumahnya. Keluarganya mengucapkan terima kasih kepada kami karena memang mereka sudah lama mencarinya. Orang ini ternyata memang sempat depresi berat

Selang 2 bulan kemudian, apa yang dikatakan orang gila itu pun terjadi pada saya. Saya pun hamil lagi. Saya percaya ini adalah hadiah dari Tuhan kepada saya karena saya telah belajar mempraktekkan kasih agape kepada sesama saya, maka saat inilah saya menuai hasilnya. Sekarang anak saya sudah berusia 3 tahun.

Kasih agape itu adalah kasih yang ajaib. Siapa yang mempraktekkannya, pasti tidak akan pernah dirugikan, tapi akan diberkati dengan sangat luar biasa! Amien.. (Kurnia Kusuma Dewi)

Jumat, 22 Juli 2011

Pulih Lewat BUILD MY HOME


Di akhir tahun 2010 (memasuki awal tahun 2011), saya mengalami masalah ekonomi sampai rumah tangga saya hampir berantakan dan hancur. Masalah demi masalah yang saya alami membuat saya mengalami kekecewaan dan kepahitan, yang pada akhirnya merugikan diri saya sendiri, baik itu untuk kesehatan rohani saya, maupun untuk kesehatan jasmani saya. Dan kepahitan ini juga membuat berkat Tuhan itu terhalang turun atas saya.

Ketika saya lemah dan tak ada yang mementor saya, puji Tuhan saya tertolong melalui buku “Build My Home”. Lewat buku ini saya dijamah Tuhan dan dipulihkan, dan saya juga jadi mengerti tentang IDE.

Dengan “Iman” saya bisa dikuatkan dan dengan iman saya akan melakukan perintah Tuhan, karena tanpa iman semua perbuatan saya adalah nol (percuma).

Saya juga banyak bercerita kepada Tuhan melalui “Dialog” karena saya tahu solusi semua permasalahan saya hanya bisa dijawab melalui dialog, yaitu saya harus mengekspresikan perintah Tuhan dengan mengampuni dan meminta maaf kepada orang-orang yang menyakiti kita.

Kakak rohani saya (Kak Frans) selalu mengatakan “Ketika kita disakiti dan diperlakukan secara tidak adil oleh seseorang, kita tidak boleh membalasnya. Kalau kita membalasnya berarti kita tidak mengakui adanya Tuhan dalam hidup kita. Firman Tuhan yang dibawakan oleh Ibu Arina Sari juga sangat menguatkan saya. Beliau saat itu membawakan mengenai “Rumah Tangga” yang kuat dengan fondasi yang berasal dari bahan-bahan yang berkualitas dari Tuhan pasti akan membuat rumah tangga itu kokoh.

Dengan adanya buku “Build Mh Home’ ini Kerajaan Allah ada di setiap hidup kita. Situasi dan suasana Kerajaan Allah pun bisa saya praktekkan di dalam kehidupan saya sehari-hari. Bila saya melakukan dosa, saya langsung teringat kalau saya ini adalah rumah kediaman Tuhan. Saya mau semakin bertumbuh dan berbuah untuk menjadi berkat dan meninggalkan masa lalu saya. (Dede Muliati_Komsel Bojong)

Selasa, 05 Juli 2011

“Setia pada perkara KECIL, maka kemudian dipercayakan perkara BESAR...”


Saya dan istri saya memang sudah lama berdoa sepakat supaya saya mendapatkan pekerjaan yang baru karena jujur saja perekonomian keluarga kami belum terlalu baik, walaupun istri saya sudah ikut membantu dengan bekerja juga.

Saya sudah sembilan tahun bekerja di perusahaan saya yang lama. Dari posisi sebagai Bagian Umum (bagian bersih-bersih), saya terus menunjukkan kesetiaan / loyalitas saya pada perusahaan sampai akhirnya saya dipindah ke bagian fotokopi.

Suatu hari, teman saya Herri Sugianto tiba-tiba menawarkan pekerjaan yang baru kepada saya. Beliau sendiri sudah terlebih dahulu diterima bekerja disana. Waktu mendapatkan tawaran tersebut, saya pun tertarik untuk mencobanya. Saya akhirnya mempersiapkan diri untuk interview dengan menyerahkan Surat Lamaran, Fotokopi Kartu Keluarga, Fotokopi KTP, Fotokopi Kartu Taat Pajak (NPWP), dan Sertifikat Camp Pria Sejati. saya juga terlebih dahulu mempelajari beberapa kosakata bahasa Inggris untuk menjawab pertanyaan yang ada di Form Interview yang harus saya isi nantinya, seperti full name, dan lain sebagainya. Tanpa melaui proses yang berbelit-belit, saya pun akhirnya diterima sebagai Koordinator Transportasi untuk area Karawang. Ini adalah suatu dunia yang baru buat saya karena saya belum punya pengalaman apa-apa di bidang ini. Tapi saya sih pernah menjadi kernet mobil, ini kan juga termasuk bidang transportasi..hahaha...
Segala sesuatu memang baik adanya jika kita terus berDIALOG dengan Tuhan. Terkadang waktu yang panjang yang harus kita lewati di dalam masa kita menanti jawaban doa kita itu adalah waktunya Tuhan untuk melihat kesetiaan kita. Apakah kita akan terus berdialog denganNya di saat doa kita belum dijawab, ataukah tidak?

Saya telah membuktikan kuasa dari I.D.E, khususnya DIALOG. Saya telah belajar setia dengan perkara kecil yang Tuhan percayakan kepadanya selama 9 tahun. Kini saya telah menerima kesempatan untuk menuai buah dari kesetiaan saya itu. (Abinter O. Nainggolan_Tim Inti Komsel Lemah Abang)

“Setia akan harta orang lain, maka akan diberikan harta yang sesungguhnya”


Kira-kira 3 bulan yang lalu saya mengalami beberapa kendala di pekerjaan saya yang lama, Manager saya yang baru berusaha mencari-cari kesalahan semua karyawan lama, termasuk saya. Saya dibilang kerjasama dengan sopir dalam masalah uang perusahaan, dan lain sebagainya. Banyak dari rekan kerja saya yang dipecat satu persatu. Menghadapi hal ini saya hanya bisa berdoa dan berserah sama Tuhan karena pada kenyataannya saya tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Saya belajar memiliki IMAN untuk setia pada harta orang lain, karena di saat saya setia, maka Tuhan akan memberikan harta yang sesungguhnya kepada saya. Saya juga mendapatkan penguatan dari Pak Mahayoni di Pemuridan Pria Pemberani setiap Sabtu jam 4 pagi di Menara Cahaya CBN. Beliau berkata bahwa saya harus belajar mencintai Tuhan dengan lebih lagi dan datang kepadaNya atas nama cinta, bukan atas keinginan pribadi agar masalah saya cepat selesai. Setelah terus setia mengikuti Pemuridan ini dan prinsip-prinsip yang benar terus dibangun di dalam diri saya, bahwa saya ini adalah anak Tuhan yang memiliki otoritas untuk memerintahkan agar berkat-berkat itu datang ke dalam hidup saya (bukan mental meminta-minta), maka saya pun mulai mempraktekkannya dengan terus berDIALOG dengan Tuhan secara rutin. Tuhan pun tidak tinggal diam. Pimpinan saya yang baru itu pun akhirnya menyerah dan mengundurkan diri dari project perusahaan, dan project itu pun dikembalikan kepada saya. Puji Tuhan!


Dan Tuhan bekerja lebih lagi. Saya pun mendapatkan tawaran pekerjaan di perusahaan yang lain, dimana saya diberikan salary 2,5 kali lipat dari salary saya di perusahaan saya sekarang. Dan saya juga diberikan berbagai fasilitas, sekaligus posisi yang lebih baik lagi. Tawaran ini datang dari Pimpinan saya yang dahulu telah mengundurkan diri dari perusahaan saya. Beliau mengetahui dengan pasti kapastitas dan kualitas kerja saya karena saya lama di bawah kepemimpinannya. Saya pun kembali berdialog dengan Tuhan.. Akhirnya saya pun menerima tawaran tersebut. Kini setelah saya mempraktekkan Iman & Dialog, maka saya pun bisa menjadi kesaksian & EKSPRESI Kristus di dalam keluarga dan komunitas saya. (Herri Sugianto_PKS Komsel Cikarang Lama)


Diubahkan Melalui SPK & Komsel


Sudah setahun (sejak April 2010) saya mengikuti komsel Pak Bajaro ini. Waktu itu saya baru menikah dengan Bp. Simanjuntak dan pindah ke Serang ini. Saya senang berada di komsel ini karena saya merasa bertumbuh disini. Dan pada akhirnya saya dan suami saya pun mulai beribadah di Abbalove Cikarang. Di komsel ini, kami bisa kompak untuk saling mendoakan dan saling melayani satu sama lainnya.

Dulu saya sering berantem dengan suami saya karena suami saya kadang tidak pulang ke rumah dikarenakan pekerjaannya di media yang menuntutnya seperti itu. Kalau berantem saya sering mecahin gelas dan berkata kasar pada suami saya Tapi sejak ikut SPK, saya rhema banget dengan pelajaran “Saya Pengikut Kristus” karena melalui pelajaran ini saya diajari untuk hidup serupa dengan Kristus. Saya jadi mulai open dengan orang, mau melayani orang lain dengan sabar, dan lain sebagainya. (Rachma Simanjuntak_Komsel Serang)

“Saya bersyukur banget istri saya sudah benar-benar berubah sejak dia ikut komsel dan SPK. Dia sudah nggak pernah ngomong kasar lagi dan nggak pernah marah-marah lagi. Akhirnya saya bilang kepada istri saya silakan saja dia mau full melayani di gereja dan melayani orang lain. Saya akan support dia selama itu untuk kemuliaan nama Tuhan.”  (Bp. Simanjuntak_suami Ibu Rachma)

“Saya melihat Rachma mempraktekkan apa yang dia peroleh dari SPK. Saya melihat dia sudah menghormati suaminya dengan tidak pernah berkata kasar lagi kepada suaminya”  (Ibu Susan_pembina SPK Ibu Rachma)

“Rachma baru mengikuti 4 pelajaran di SPK, tapi saya sudah melihat buahnya, yaitu dia sudah membawa jiwa-jiwa baru ke komsel. Itu baru 4 pelajaran , belum sampai selesai SPK.” (Bp. Bajaro Bulolo_PKS Ibu Rachma)


MEGA REGENCY Diberkati TUNAS BANGSA untuk menjadi berkat bagi lingkungan sekitar
 

Wah, sudah sepatutnya kita memberikan applause kepada anak-anak kita dari Tunas Bangsa karena mereka telah mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah mereka. Ya benar, dalam rangka pembelajaran “Baksti Sosial”, anak-anak ini telah mengumpulkan sembako untuk dibagikan kepada yang membutuhkan sebagai wujud kasih mereka. Adapun sembako yang dibagikan adalah berupa indomie, gula pasir, kecap, susu, dan minyak goreng. Ada 3 tempat yang menjadi tujuan mereka, dan salah satunya adalah masyarakat yang berada di kawasan Mega Regency. Melalui Ibu Rosalia Sulistyaningsih, maka 25 paket sembako ini pun dapat disalurkan pada hari Rabu/23 Maret 2011 pukul 19.30 WIB. Dengan dibantu semua anggota komsel disana, maka semua berkat ini sudah diterima dengan baik oleh semua masyarakat yang berada di sekitar area komsel Mega Regency. Wiihh... seneng banget ya bisa berbagi kasih dan melihat wajah-wajah gembira mereka. Ini adalah wujud nyata kasih Kristus yang dipraktekkan oleh anak-anak Tunas Bangsa kepada komsel di Mega Regency. Dan tentunya komsel disana juga nggak hanya menerima berkat untuk diri mereka sendiri, tetapi mereka pun juga menjadi perpanjangan tangan  untuk membagikan berkat itu kembali kepada masyarakat yang ada di lingkungan mereka. “Diberkati Untuk Menjadi Berkat”, inilah yang dilakukan oleh Komsel di Mega Regency.


EKSPRESI Kristus dalam hidupku


Tuhan sedang memberikan hati untuk Batam di dalam diri saya. Saya bingung, Batam kan jauh dari Jakarta, gimana saya harus melayani disana? Tapi Tuhan jelas menyuruh saya sebulan sekali ke Batam untuk pelayanan disana. Saat itu saya cuma menerima dulu perkataan Tuhan tersebut. Seminggu kemudian, teman saya yang di Batam konseling dengan saya via BBM. Di akhir konseling kami, dia mengatakan bahwa saya harus ke Batam sebulan sekali. Saya kaget sekali mendengar perkataan teman saya itu. Saya teringat lagi dengan perkataan Tuhan kepada saya beberapa waktu yang lalu. Saya pun akhirnya bilang kalau saya harus izin dulu dengan suami saya, dan ternyata suami saya pun setuju. Melalui ini, saya belajar untuk terus menjadi ekspresiNya Tuhan di dalam hidup saya, termasuk pelayanan saya di Batam. Saya ingin semua orang di sekeliling saya melihat bahwa Tuhan ada dalam hidup saya melalui setiap ekspresiNya yang mengalir dalam perbuatan dan perkataan saya. (Irnawati_Komsel Palem Ratu)


DIALOG dengan Tuhan saat melayani


Saya sudah membaca saat teduh “Build My Home” dan saya sedang mempraktekkan I.D.E, terutama tentang DIALOG.

Pada saat saya sedang melayani komsel di Mega Regency, saya menemui Bp. Julius (suami Ibu Hetty Siregar) yang saat itu sedang mengalami sakit “angin duduk”. penyakitnya sudah agak parah karena Bp. Julius itu sampai tidak mau pakai baju karena kepanasan dan sesak nafas. Beliau hanya memakai handuk saja. Saya melihat kondisi beliau tersebut, saya prihatin sekaligus bingung harus melakukan apa. Istrinya panik dan anak-anaknya juga sudah menangis semuanya. Saat itulah, saya mempraktekkan I.D.E. yang telah saya baca. Saya langsung berdialog dengan Tuhan. Saya tanya kepada Tuhan, “Tuhan, apa yang harus saya kerjakan untuk Pak Julius ini?” Setelah itu, saya langsung mendapat hikmat dari Tuhan. Saya suruh Ibu Hetty memakaikan baju ke Pak Julius supaya keringatnya menyerap. Dan saya percaya pasti sembuh saat ini juga. Dan nggak lama kemudian, nafas Pak Julius pun menjadi teratur kembali (nggak sesak lagi) dan tiba-tiba dia mau buang angin. Wah, puji Tuhan. Kami kaget bercampur senang sekali. Ternyata kuasa dialog itu sangat luar biasa! Saya pun jadi lebih mengerti setelah saya mengalami secara langsung. (Rosalia Sulistyaningsih_Komsel Palem Ratu)


IMAN seorang anak kecil


Waktu kami sekeluarga membaca buku dan saat teduh “Build My Home” dan sedang menghidupi I.D.E, ada suatu kejadian yang terjadi di rumah kami yang membuat kami semakin mengerti tentang I.D.E ini, terutama tentang IMAN.

Anak saya yang bernama Yujin sedang keramas di kamar mandi, tapi bukan memakai shower, melainkan pakai kran air yang ada di toilet. Saya peringatkan dia untuk berhati-hati dengan kran tersebut karena takut kepalanya membentur kran air itu. Tapi dia nggak mau dengar. Dia lama di kamar mandi dengan segala keasyikannya. Sampai akhirnya saya mendengar ada suara tangisannya. Saya pikir dia hanya bercanda karena memang dia anak yang sering bercanda. Saya pikir ini anak sudah nggak benar lagi bercandanya. Saya langsung datang ke kamar mandi untuk melihat apa yang sedang diperbuatnya. Begitu saya membuka pintu kamar mandi, ternyata ada darah di tangan Yujin. Kepalanya juga berdarah. Saya langsung menjerit memanggil suami saya. Suami saya langsung bersiap-siap untuk ke rumah sakit karena kepala Yujin sudah benjol membiru dan berdarah.

Saat mau dibawa ke RS, Yujin terlihat sedih. Dia berkata kepada saya, “Sebenarnya Yujin nggak mau ke Rumah Sakit, tapi Yujin mau berdoa saja.”
Saya pun memberi kesempatan untuk dia berdoa sendiri. Dia berdoa begini :
“Tuhan, Yujin yakin kalau Tuhan mengampuni dosa Yujin. Yujin itu memang salah tidak dengar mami. Tapi Yujin percaya hari ini darahnya berhenti, tidak terjadi infeksi, tidak terjadi nanah, Tuhan. Tolong Yujin, besok Yujin mau ujian praktek, supaya konsentrasi, tolong hari ini Tuhan sembuhkan! Dalam nama Yesus, Tuhan Yesus baik!” Terus dia memuji-muji nama Tuhan. Kami sangat surprise melihat iman dia. Setengah jam kemudian, saya bertanya kepadanya dan dia menjawab “Masih sakit sih, tapi pasti sudah ada yang sembuh. Kan sudah nggak ada lagi darahnya.” Dan keesokan paginya, di depan shower di kamar mandi dia nyanyi lagi, “Kuyakin Yesus itu menyembuhkan sakitku. Kuyakin Dia juga sembuhkan jiwaku. Yesus ajaib dan keajaiban itu terjadi hari ini!” Dia terus mengulang-ulang itu sebelum dia berangkat ke sekolah. Saya dan suami saya benar-benar diberkati dengan iman anak kami.
Tuhan sudah memberikan iman yang luar biasa kepada anak kami, Yujin.
(Christina Siahaan_Komsel Palem Ratu)


 Dipulihkan Untuk Memulihkan


“Saya berasal dari agama sepupu. Saat saya menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya, saya diusir dari kampung saya dan istri saya dituduh meng-kristenisasi saya. Akhirnya kami meninggalkan tempat tinggal kami yang lama. Saya pun mulai mendalami Kristen itu sendiri dengan mengikuti SPK, komsel, dan ibadah raya di Abbalove. Waktu saya mengikuti SPK, saya kaget sekali. saya bingung kenapa semua isi buku SPK ini menulis kesalahan saya? Kok buku ini bisa tahu dosa-dosa saya? Saya pun akhirnya terus melibatkan diri lebih dalam lagi. Satu demi satu Tuhan bukakan tentang dosa-dosa lama saya dan Dia memulihkan saya. Kalau dulunya masyarakat di tempat tinggal saya yang lama mengusir saya karena saya masuk Kristen, tapi sekarang mereka sering minta tolong kepada saya. Bahkan sekarang ada 1 orang yang sedang saya dan istri saya layani secara pribadi. Dia ini sering datang bertamu bahkan menginap di rumah kami. Menurutnya rumah kami tuh suasananya damai dan menyenangkan sehingga dia betah, padahal dia dari agama sepupu. Saya juga mengajari dia berdoa dengan menyebut nama Isa Almasih dan dia pun melakukannya karena menurutnya berdoa dengan nama Isa Almasih ini sangat ampuh. Bahkan terkadang dia mencatat cara-cara berdoa saya. Puji Tuhan, saya dan istri saya boleh terus dipakai Tuhan untuk memberkati saudara-saudara sepupu kita, baik dari segi materi, dukungan moril, maupun doa.” (Imam_Komsel Cikarang Lama)

Menginjil Itu Tidak Sulit


“Saya selalu menyiapkan Alkitab di salon saya untuk dibaca-baca oleh customer saya. Nah, pada suatu saat Bp. Imam dan Ibu Susy datang ke salon saya. Waktu Ibu Susy melihat Alkitab yang ada di salon saya, eh dia langsung menangis. terus dia berkata kepada saya kalau dia rindu ingin pergi ke Gereja lagi karena sejak dia menikah dengan Bp. Imam 5 tahun yang lalu, dia sudah tidak pernah ke Gereja lagi karena Bp. Imam ini berasal dari seberang. Saya kaget bercampur senang, tapi saya memberanikan diri meminta izin kepada Bp. Imam ini untuk mengajak istrinya ke Gereja, dan entah kenapa beliau langsung mengizinkannya. Saya senang sekali saat itu.” (Ratna_Komsel Cikarang Lama)

Kamis, 30 Juni 2011


Back To Jesus!

“Saya sudah lama nggak ke Gereja. Suatu saat anak saya sakit dan tidak bisa tidur sampai 3 minggu lamanya. Badannya jadi kurus dan pandangannya selalu ke atas. Dia juga suka ngomong sendiri dan selalu menangis. Saya sampai putus asa karena saya sudah ke dokter dan ke orang pintar tapi tetap juga anak saya nggak sembuh. Sampai suatu saat Kakak saya yang berjemaat di Abbalove Nam Center menyuruh saya menghubungi pendoa yang ada di Abbalove Cikarang. Akhirnya, saya menerima telepon dari Ibu Arina Sari & Ibu Yulan. Saat mereka mau melayani saya dan anak saya, saya malah nggak mau karena saya takut. Tapi pada akhirnya Ibu Arina datang ke rumah saya. Dia mendoakan anak saya dan dia minta saya menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya. Setelah selesai berdoa, anak saya bisa tidur selama 2 hari berturut-turut. Tapi setelah itu, dia nggak bisa tidur lagi. Lalu saya disuruh ke Gereja dan malamnya anak saya bisa tidur lagi. Begitu seterusnya. Dua hari tidur, terus dua hari ke depan nggak bisa tidur lagi. Kemudian saya ikut komsel disini dan disinilah terungkap kalau ternyata tanpa sadar saya menyimpan kepahitan. Tak lama setelah itu saya dan anak saya dipulihkan bersama-sama secara total.”  (Margareth_Komsel Cikarang Lama)

Jumat, 24 Juni 2011


"Aku Belajar Mengandalkan Tuhan"


“Semua orang bilang saya sudah nggak ada harapan lagi. Banyak dokter memvonis saya dengan berbagai macam penyakit. Ada yang ngomong saya sakit ginjal, ada yang ngomong saya terkena lambung kronis, bahkan ada juga dokter yang ngomong saya menderita maag kronis. Setiap kali saya makan obat-obat dari dokter itu, bukannya kesembuhan yang saya dapatkan, tapi badan saya malah jadi gosong. Disitulah saya tahu kalau saya nggak boleh menaruh harapan dan mengandalkan manusia, tetapi sama Tuhan. Mulai detik itu saya hanya percaya kepada Tuhan. Komsel saya juga mendoakan saya dan akhirnya saya pun sembuh. Setelah 3 bulan nggak ke Gereja karena penyakit ini, sekarang saya sudah beribadah seperti biasa lagi. PujiTuhan!” (Lidya_Komsel Cikarang Lama )

Minggu, 15 Mei 2011

Cara Mengekspresikan Allah
( I.D.E )

Kolose 3 : 1-3, 5

Inilah yang seharusnya dilakukan oleh semua orang percaya, yaitu mencari perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Dan memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Sebab kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah, bukan di dalam kemanusiaan-Nya.
Untuk itu kita harus belajar mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.

Kita dapat menjalani kehidupan tsb dengan mempraktekkan 3 langkah : I.D.E

I - IMAN
Kita harus percaya bahwa Kristus telah memulihkan dan mempersatukan kita kembali dengan Allah Tritunggal, dan membuat Allah Tritunggal ada di dalam dan di antara kita. Iman inilah yang dibutuhkan agar Allah senang/betah berdiam bersama kita.

D - DIALOG
Setelah kita percaya bahwa Allah Tritunggal sudah berada di dalam dan di antara kita, maka kita mulai melakukan dialog dengan Allah melalui 3 indera, yaitu Penglihatan, Pendengaran dan Perasaan rohani (intuisi) (Matius 13:14-16 ), sehingga kita dapat mengetahui :

* Apa yang Allah pikirkan untuk & melalui kita ( Kebenaran-Nya ).

* Apa yang Allah ingin lakukan untuk & melalui kita ( Kuasa-Nya ).

* Apa karakter-karakter Allah yang ingin diekspresikan di dalam dan melalui kita ( Kasih-Nya )

E - EKSPRESIKAN
Setelah kita menemukan perkara-perkara yang di atas lewat dialog kita dengan Allah Tritunggal, maka kita mulai mengekspresikan dalam kehidupan kita. Bagaimana sebenarnya kita telah mati dan hidup kita tersembunyi di dalam Kristus ( Kolose 3:5 ). Allah yang mengekspresikan Diri-Nya, yaitu Kasih, Kebenaran dan Kuasa-Nya melalui kita.

Saya mau terus belajar untuk tinggal di dalam Allah Tritunggal dan membiarkan DIA mengekspresikan Diri-Nya melalui hidup saya. Untuk itu saya harus terus belajar melihat bahwa diri saya sudah mati bersama dengan Kristus, agar Kristus yang hidup dan memerintah di dalam saya.

GOD BLESS YOU ALL ! 


Lukas Winarno (Penatua Abbalove)

Kamis, 28 April 2011

Build MY HOME


Membangun rumah kediaman di antara manusia adalah isi hati Tuhan. Ini adalah hal yang luar biasa. Tuhan sangat mencintai kita dan menganggap kita sebagai umat kesayangannya. Dengan mengetahui maksud abadi Allah ini, maka fokus kita menjadi jelas, yaitu membuat Tuhan betah tinggal di dalam komunitas kita.

Saya mengajak setiap kita untuk tinggal di dalam komunitas sel dan mempraktekan saling mengasihi, saling mendukung, saling menguatkan dan saling mendoakan. Jika kita bisa saling memiliki hubungan yang kuat, maka kita bisa mencapai potensi maksimal dalam mengekpresikan kasih Kristus dan sekaligus menyenangkan hati Tuhan.

Minggu lalu adalah minggu yang sangat menggairahkan buat saya dan buat semua komunitas sel saya. Setelah selesai melakukan Doa Puasa 2 hari di Lembang, saya beserta komsel saya menghadiri perayaan Paskah di GITEC-Mangga Dua Square. Selanjutnya dengan menggunakan 6 mobil, kami meluncur kembali ke Lembang untuk bersama-sama mengadakan fellowship. Total kami semuanya adalah 8 keluarga, yang terdiri dari Keluarga saya, keluarga Pak Joko, keluarga Ibu Vita, keluarga Pak Daniel, keluarga Pak Mulyandi, keluarga Pak Artje, keluarga Pak Sinaga dan keluarga Pak Hengky mengadakan fellowship bersama.

Acara yang disusun tidak terlalu padat. Diawali dengan pesan Paskah dan Perjamuan Kudus serta sharing dengan seluruh anggota keluarga membuat kami lebih saling mengenal dan menguatkan hubungan di antara kami. Berbagai game menarik yang dipimpin oleh Pak Daniel mampu menghibur kami dalam sebuah sukacita dan kebersamaan. Kami bersama-sama bisa mengingat dan merasakan Kasih Tuhan yang selalu setia menolong setiap keluarga kami saat sedang menghadapi pergumulan.

Membangun tempat kediaman Tuhan, intinya adalah bagaimana mengekpresikan Kristus dalam sebuah komunitas. Bersama-sama menjalani suka dan duka, saling mendukung dan saling menopang adalah sebuah keharmonisan yang bisa kami rasakan di dalam komsel. Tidak ada yang merasa lebih atau kurang, tapi ini adalah sebuah hubungan yang seimbang dan mampu membangkitkan rasa gairah, serta merasa tidak sendirian dan pada akhirnya menjadi begitu sangat menyenangkan. Setelah beringingan ke air terjun Maribaya, membeli bakpia dan yoghurt pada hari Sabtu dan makan siang bersama di taman, akhirnya kami mengakhiri fellowship dua hari yang sangat mengesankan tersebut. 

Saya sebagai pemimpin jemaat menghimbau agar seluruh jemaat untuk tinggal di dalam komsel. Pembentukan karakter akan sangat terasa jika kita melekatkan diri dan mempunyai penundukan diri dalam sebuah komsel. Selain itu, dalam sebuah komsel kita bisa merasakan denyut nadi Tuhan untuk jiwa-jiwa dan bersama-sama bergandengan tangan mencapai apa yang Tuhan mau kerjakan di dalam kehidupan kita.

Kesediaan dibentuk, peka terhadap kebutuhan orang lain, dan bersama-sama bertumbuh adalah bukti bahwa Tuhan benar-benar menyatakan dirinya di dalam komunitas sel. Hal ini tentu saja akan diikuti dengan tanda-tanda ajaib berupa mukjizat dan pertolongan Tuhan yang tidak pernah berhenti karena Tuhan tidak hanya sekedar “menumpang” tetapi IADiabersedia tinggal bersama kita. Dan selama TUHAN tinggal bersama dengan kita, kita akan terus melihat mukjizatNya yang nyata setiap hari.

Selamat membangun tempat kediaman Tuhan dan selamat berkomunitas!


M Mahayoni

Kamis, 24 Maret 2011

 MULAI DARI AKHIR


Dalam artikel sebelumnya saya telah menyinggung tentang sifat dasar dari disiplin, yaitu penderitaan. Dalam tindakan disiplin selalu ditemukan penderitaan. Oleh karenanya tidak banyak dari kita menyukai disiplin. Namun di sisi lain, kita pun memahami bahwa ada manfaat yang besar dari tindakan disiplin. Hidup akan menjadi lebih berkualitas dan karakter Kristus akan semakin nyata dalam hidup seseorang yang mendisiplinkan dirinya sedemikian rupa. Kalau begitu, apakah mungkin disiplin yang membawa penderitaan dan manfaat ini dapat menjadi sebuah kebutuhan? Jika dapat, bagaimanakah kita dapat memunculkan kebutuhan akan disiplin ini secara konsisten?

Kebutuhan atau niat untuk belajar berdisiplin tidak datang begitu saja. Setidaknya kedisiplinan datang oleh karena dua hal, yaitu adanya tujuan hidup (goal) dan adanya tantangan. Kedua cara ini selalu menyertai perjalanan hidup seseorang, baik itu orang percaya atau orang yang belum percaya. Namun sebagai orang percaya, sudah selayaknya kita memberikan yang terbaik dalam hidup yang sudah ditebus. Oleh karena itu, mari kita bahas satu persatu.

Pertama, niat untuk hidup disiplin muncul saat seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup merujuk pada tahapan-tahapan dalam kehidupan yang ingin diraih. Tujuan ini bisa berupa hal yang rohani, seperti ingin memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, ingin mendalami Firman Tuhan lebih jauh, ingin melakukan perjalanan misi ke suku terasing, dan lain sebagainya. Tujuan juga dapat berupa hal-hal yang jasmani, seperti mendapatkan omset penjualan yang lebih baik tahun ini, mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah atau sekedar ingin mengurangi berat badan. Semua tujuan ini akan menjadi percuma tanpa tindakan konsisten yang menuju pencapaian tujuan. Di sinilah disiplin itu dibutuhkan.

Bila seseorang ingin mendalami Firman Tuhan, sudah tentu ia harus berdisiplin dalam membaca Firman Tuhan setiap hari. Ia harus menetapkan target, dalam setahun berapa kali ia harus menyelesaikan pembacaan Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu. Jika tidak demikian, tentunya tujuannya tidak akan pernah tercapai. Jika seseorang ingin mengurangi berat badan, tentunya ia harus berdisiplin dalam mengatur jumlah kalori pada makanannya dan rutin melakukan olahraga. Disiplin akan menyertai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai sesuatu, jangan lupa untuk menuliskan juga tindakan disiplin apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa fokus dalam mencapai target kita.

Yang kedua, disiplin juga terkadang muncul saat ada tantangan atau ancaman. Biasanya pola disiplin seperti ini yang ironisnya sering muncul. Misalnya, seorang ibu akan ‘terpaksa’ berdisiplin membuatkan makanan tambahan bagi bayinya, atau seorang mahasiswa ‘terpaksa’ berdisiplin membaca beberapa buku untuk persiapan skripsinya. Disiplin yang datang karena ada tantangan cenderung akan hilang di saat dimana tantangan tersebut hilang. Jenis ini bukannya tidak baik, tetapi hanya tidak memberikan manfaat jangka panjang.

Oleh karenanya, kita harus berusaha mendisiplinkan diri atas dasar tujuan hidup kita masing-masing. Sadarilah bahwa kita membutuhkan disiplin untuk setiap tujuan hidup kita. Lalu rencanakanlah tindakan disiplin apa yang harus dilakukan secara konsisten, kerjakan itu dan tidak lupa untuk mengambil waktu guna mengevaluasi setiap langkah-langkah yang telah diambil. Mulailah dari akhir lalu melangkahlah dengan disiplin.

Untuk memperoleh uang banyak kita harus disiplin menabung uang. Untuk memperoleh uang yang lebih banyak lagi, maka kita harus berdisiplin lebih ketat lagi. Untuk memperoleh pengertian akan Firman Tuhan yang lebih baik, kita harus berdisiplin membaca Firman Tuhan setiap hari. Untuk memperoleh pengertian yang jauh lebih dalam, kita harus berdisiplin lebih keras lagi. Jadi, dimana ada tujuan yang jelas, maka sudah pasti disiplin akan muncul sebagai sebuah kebutuhan. (rud)

DISIPLIN PIKIRAN


Sehebat apapun talenta yang kita punyai dan sebesar apapun kekuatan yang kita punya tanpa disiplin tidak akan berarti apa apa. Ini artinya kegagalan dalam berdisiplin akan sangat berdampak dalam seluruh aspek kehidupan kita.  Ada banyak disiplin tetapi disiplin yang paling awal adalah mendisiplin pikiran, karena pikiran adalah medan perang yang paling hebat. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini ditentukan oleh cara kita mendisiplin pikiran kita.

Tiada Pertumbuhan Tanpa Kedisiplinan

Disiplin pikiran berarti selalu berusaha berpkir dengan menggunakan cara dan sudut pandang Kerajaan Allah. Caranya supaya kita bisa menggunakan pikiran dan perasaan Kristus adalah dengan lebih banyak bergaul dengan pribadi Kristus. Sebuah hubungan yang personal yang saling mengenal dan saling berkomunikasi. Hubungan ini tidak bisa tergantikan oleh aktivitas dan kegiatan apapun. Tanpa memiliki hubungan khusus dengan Tuhan lewat pembacaan, perenungan, pertanyaan, pencerahan dan komitmen untuk melakukan, kita pasti  gagal bertumbuh.
Ini adalah dasar sebuah pertumbuhan, yaitu disiplin menggunakan POLA PIKIR yang baik yang akan menentukan perkataan yang keluar dari mulut kita. 

Perkataan yang keluar adalah cerminan hati dan pikiran kita. Dan jika konsisten menggemakan segala kebaikan Tuhan, disiplin mengatakan segala yang sesuai dengan point of view Tuhan, maka kita akan mengalami pertumbuhan karena hal itu akan menjadi habbit yang baik.

Gunakan Pikiran Baru

Pikiran Kristus selalu berbeda dengan hikmat manusia. Melawan arus, berani berkata tidak kepada dosa, berani bertanggungjawab, berani optimis, berani menghargai orang, dan juga berani untuk tidak populer. Pemikiran yang selalu bersyukur dalam segala keadaan, menyadari bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu dan selalu mau bekerja keras serta kreatif dalam mencapai tujuan. Itulah pemikiran Kristus yang sangat  berbeda dengan pikiran manusia. Jika kita selalu disiplin menggunakan pikiran Kristus, sekalipun kita harus sendirian dan dimusuhi orang lain, tentunya kita akan mengalami juga pertumbuhan dalam mengenal Kristus dan merasakan urapan serta penyertaan Kristus, karena Kristus adalah Pribadi yang hidup.

Jangan Izinkan Pikiran Manusia Lama Muncul Kembali

Namun demikian, pikiran-pikiran manusia lama seringkali ingin mencoba kembali ke dalam kehidupan kita. Nah, jangan pernah izinkan dia datang kembali dan menguasai pikiran kita. 

 Caranya adalah dengan mendisiplin diri untuk tidak mengizinkan diri kita memberikan makanan kepada pikiran di luar pikiran Kristus. Negative thinking, curiga berlebihan, merasa menjadi korban, selalu menyalahkan keadaan dan orang lain adalah ciri-ciri pikiran lama yang harus kita bonsai-kan dan kita kerdilkan. Sementara pikiran-pikiran Kerajaan Allah harus senantiasa kita tumbuhkembangkan agar hidup kita menjadi seperti apa yang Tuhan mau.
 
Selamat mendisiplin pikiran dengan pikiran Kristus! Dan jangan pernah lagi mengizinkan pikran manusia lama kita muncul dan berkuasa kembali. Jadilah manusia baru dalam Kristus Yesus! (mahayoni)