Live streaming

Kamis, 24 Maret 2011

 MULAI DARI AKHIR


Dalam artikel sebelumnya saya telah menyinggung tentang sifat dasar dari disiplin, yaitu penderitaan. Dalam tindakan disiplin selalu ditemukan penderitaan. Oleh karenanya tidak banyak dari kita menyukai disiplin. Namun di sisi lain, kita pun memahami bahwa ada manfaat yang besar dari tindakan disiplin. Hidup akan menjadi lebih berkualitas dan karakter Kristus akan semakin nyata dalam hidup seseorang yang mendisiplinkan dirinya sedemikian rupa. Kalau begitu, apakah mungkin disiplin yang membawa penderitaan dan manfaat ini dapat menjadi sebuah kebutuhan? Jika dapat, bagaimanakah kita dapat memunculkan kebutuhan akan disiplin ini secara konsisten?

Kebutuhan atau niat untuk belajar berdisiplin tidak datang begitu saja. Setidaknya kedisiplinan datang oleh karena dua hal, yaitu adanya tujuan hidup (goal) dan adanya tantangan. Kedua cara ini selalu menyertai perjalanan hidup seseorang, baik itu orang percaya atau orang yang belum percaya. Namun sebagai orang percaya, sudah selayaknya kita memberikan yang terbaik dalam hidup yang sudah ditebus. Oleh karena itu, mari kita bahas satu persatu.

Pertama, niat untuk hidup disiplin muncul saat seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup merujuk pada tahapan-tahapan dalam kehidupan yang ingin diraih. Tujuan ini bisa berupa hal yang rohani, seperti ingin memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, ingin mendalami Firman Tuhan lebih jauh, ingin melakukan perjalanan misi ke suku terasing, dan lain sebagainya. Tujuan juga dapat berupa hal-hal yang jasmani, seperti mendapatkan omset penjualan yang lebih baik tahun ini, mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah atau sekedar ingin mengurangi berat badan. Semua tujuan ini akan menjadi percuma tanpa tindakan konsisten yang menuju pencapaian tujuan. Di sinilah disiplin itu dibutuhkan.

Bila seseorang ingin mendalami Firman Tuhan, sudah tentu ia harus berdisiplin dalam membaca Firman Tuhan setiap hari. Ia harus menetapkan target, dalam setahun berapa kali ia harus menyelesaikan pembacaan Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu. Jika tidak demikian, tentunya tujuannya tidak akan pernah tercapai. Jika seseorang ingin mengurangi berat badan, tentunya ia harus berdisiplin dalam mengatur jumlah kalori pada makanannya dan rutin melakukan olahraga. Disiplin akan menyertai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai sesuatu, jangan lupa untuk menuliskan juga tindakan disiplin apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa fokus dalam mencapai target kita.

Yang kedua, disiplin juga terkadang muncul saat ada tantangan atau ancaman. Biasanya pola disiplin seperti ini yang ironisnya sering muncul. Misalnya, seorang ibu akan ‘terpaksa’ berdisiplin membuatkan makanan tambahan bagi bayinya, atau seorang mahasiswa ‘terpaksa’ berdisiplin membaca beberapa buku untuk persiapan skripsinya. Disiplin yang datang karena ada tantangan cenderung akan hilang di saat dimana tantangan tersebut hilang. Jenis ini bukannya tidak baik, tetapi hanya tidak memberikan manfaat jangka panjang.

Oleh karenanya, kita harus berusaha mendisiplinkan diri atas dasar tujuan hidup kita masing-masing. Sadarilah bahwa kita membutuhkan disiplin untuk setiap tujuan hidup kita. Lalu rencanakanlah tindakan disiplin apa yang harus dilakukan secara konsisten, kerjakan itu dan tidak lupa untuk mengambil waktu guna mengevaluasi setiap langkah-langkah yang telah diambil. Mulailah dari akhir lalu melangkahlah dengan disiplin.

Untuk memperoleh uang banyak kita harus disiplin menabung uang. Untuk memperoleh uang yang lebih banyak lagi, maka kita harus berdisiplin lebih ketat lagi. Untuk memperoleh pengertian akan Firman Tuhan yang lebih baik, kita harus berdisiplin membaca Firman Tuhan setiap hari. Untuk memperoleh pengertian yang jauh lebih dalam, kita harus berdisiplin lebih keras lagi. Jadi, dimana ada tujuan yang jelas, maka sudah pasti disiplin akan muncul sebagai sebuah kebutuhan. (rud)

0 komentar:

Posting Komentar