Live streaming

Rabu, 28 Juli 2010

Iman Untuk Bertahan

“Tangan yang harus saya lawan sepertinya terlalu besar untuk saya.”
Saya membayangkan itulah hal pertama yang terlintas di pikiran Daud ketika ia masih muda. “Untuk tugas ini, saya terlalu kecil.” Dan memang itu kenyataannya. Bila dibandingkan dengan Goliat, maka Daud memang terlalu kecil.
Saya membayangkan bagaimana Daud dipenuhi oleh ketakutan ketika ia bersiap untuk menghadapi raksasa Goliat. Jika Anda menutup mata Anda sejenak, mungkin Anda dapat mendengar suara ..... baju besi dengan orang yang gemetar di dalamnya, jantung Daud yang berdetak kencang sampai dapat didengar oleh telinganya sendiri, dan tawa dari seorang pria yang memandang rendah lawannya, begitu kecil dan tidak layak.
Dapatkah Anda membayangkan kombinasi dari suara-suara ini? Betapa menakutkan untuk menjadi seorang Daud pada saat itu. Seperti saya, Anda mungkin tidak dapat membayangkan memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk berdiri di atas sandal yang Daud kenakan. Tapi Daud sepertinya adalah sebuah kasus khusus, bukankah begitu?
Tidak. Jawabannya adalah tidak. Daud hanyalah seorang anak kecil. Dia menghadapi Goliat tanpa senjata, hanya mainan yang banyak disukai anak-anak pada umumnya sampai-sampai setiap kita bisa mengingat pernah memilikinya dulu. Tidak ada yang luar biasa tentang Daud... paling tidak, sejauh yang dapat kita lihat.
Yang membuat Daud begitu istimewa adalah kehadiran Allah dalam hidupnya. Apa yang membuat Daud sanggup menjatuhkan Goliat, tak seorangpun yakin bisa terjadi begitu saja tanpa kuasa Tuhan. Kekuatan itu hanyalah sebuah kata yang datang dari atas.
“...bukan kamu yang akan berperang…” kata Tuhan (2 Tawarik 20:15). Itulah yang memberi Daud keberanian untuk melakukan apa yang Tuhan minta. Dan untuk melakukan kehendak Allah itu, Daud berdiri di sana tanpa perlengkapan apapun selain sebuah batu. Saya pikir ia tidak akan sanggup melakukannya. Saya pikir ia tidak akan sanggup melaksanakannya.
Ada saat di dalam kehidupan kita ketika kita diberi pilihan untuk melarikan diri atau bertahan. Kita diberi kesempatan untuk bertahan di tengah sesuatu yang jauh lebih besar dari kita dan dengan sabar menunggu kasih karunia Allah untuk menyelamatkan kita.
Ketika masalah datang dalam kehidupan, akankah kita bertahan dan akhirnya melihat jatuhnya sang raksasa? Akankah kita menaruh harapan kita pada Allahnya Daud, Allah yang meyakinkan kita bahwa meskipun pedang bertebasan dan meriam api berhamburan namun pertempuran itu bukanlah pertempuran kita sendiri?
Ketika tiba waktunya untuk menghadapi peperangan, siapapun bisa memilih untuk mundur. Tidak dibutuhkan keberanian untuk mundur. Dan jauh tidak lebih menyakitkan jika kita berbalik dan membiarkan raksasa itu tertawa di belakang kita. Namun dibutuhkan keberanian hati untuk memiliki pertempuran yang sebenarnya, keberanian yang mungkin tidak kita miliki. Tapi jika kita mendengar Bapa kita dengan seksama, Kita akan menemukan sebuah sumur kekuatan sehingga kita bisa menarik kekuatan itu kapanpun kita membutuhkannya. Kita akan menemukan keberanian yang dipinjamkan dengan bebas kepada siapa saja yang berani untuk mengatakan, “Saya tidak dapat melakukannya sendiri.”
Lukas 11:9
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Tuhan mengundang kita hari ini untuk melakukan pertempuran yang baik. Tuhan tidak menjanjikan bahwa peperangan itu akan mudah, tapi Ia berjanji jika kita menyembunyikan diri kita di dalam Dia, maka Ia akan bertempur bagi kita dan berbagi dalam kemenangan. Dalam pertempuran, kita akan melihat banyak hal yang bisa mengecilkan hati. Kita akan tergoda untuk berulangkali berkata, “Saya menyerah”. Dan jika keberanian untuk berperang itu pergi dari kita, dan hal itu pasti akan terjadi, Tuhan hanya meminta kita untuk mengingat satu hal. Tuhan tidak meminta kita untuk berani menghadapi pertempuran... Tuhan hanya meminta kita memiliki iman untuk bertahan.
Yakobus 1:12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Sumber : Brooke Keith

View writer's profile

0 komentar:

Posting Komentar